Misteri melingkupi Voyager 2, pesawat tak berawak milik Amerika Serikat yang diluncurkan 20 Agustus 1977, 33 tahun yang lalu. Sebab, baru-baru ini Voyager 2 mengirimkan pesan dalam format yang tak bisa dibaca ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA. Muncul dugaan pesawat itu dibajak alien alias mahluk luar angkasa -- yang mengirimkan jawaban pesan NASA. Seperti diketahui, menurut astrofisikawan, Stephen Hawking, NASA pernah mengirim sinyal ke luar angkasa berupa sebuah tembang dari grup pop legendaris The Beatles. Tembang itu berjudul, "Across the Universe" (Melintasi Alam Semesta). "Ini seperti seseorang telah memprogram ulang atau membajak Voyager 2, tapi kita tak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi," kata pakar alien, Hartwig Hausdorf, seperti dimuat laman Daily Telegraph, 12 Mei 2010. Saat ini, para insinyur sedang mencoba untuk membaca data yang dikirim Voyager 2 -- yang lokasinya berada dekat tepi tata surya. Keanehan Voyager 2 terjadi pada bulan lalu, ketika pesawat itu mengirim data dari jarak 8,6 miliar mil ke Bumi dalam format yang berubah dari sebelumnya. Data itu tak terbaca. Selama ini Voyager 2 diprogram untuk mengirimkan data tentang kondisinya kesehatannya sendiri agar para insinyur di Bumi bisa memperbaiki -- jika ada masalah. Semenjak diluncurkan, Voyager 2 dan kembarannya, Voyager 1 ditugasi mengeksplorasi Planet Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Dua Voyager ini adalah pesawat manusia dengan daya jelajah paling jauh. Voyager 1 kini berjarak 10,5 miliar mil dari bumi, dalam lima tahun pesawat ini diharapkan dapat melintasi heliosfer (gelembung matahari yang terbentuk di tata surya), dan masuk ke lintasan antarbintang. Sementara, Voyager 2 bergerak mengikuti kembarannya.
Tampilkan postingan dengan label Alien. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alien. Tampilkan semua postingan
Jumat, 14 Mei 2010
Sabtu, 10 April 2010
Alien di Antartika Munculkan Gletser Berdarah
Belakangan ini, panorama Gletser Darah muncul lagi di sebuah lokasi benua Antartika. Fenomena tersebut terletak di Mc Murdo Dry Valleys yang terkenal sebagai wilayah maha luas tanpa es, adalah salah satu wilayah paling unik di benua Antartika. Lembah dimaksud meski berlokasi di Kutub Selatan, namun selamanya jarang terdapat lapisan es, karena angin yang menyapu ke arah lembah dengan kecepatan (badai) 320 km/jam mampu merenggut seluruh kelembaban. Ketika seseorang berjalan sendiri menapaki lembah itu, setelah melalui bangkai pinguin dan hewan-hewan lainnya, akhirnya bisa menyaksikan sebuah gletser “Darah”. Konon gletser berdarah itu ditemukan oleh team ekspedisi Robert Scott pada 1911, belakangan terbukti diakibatkan oleh pengoksidasian zat besi. Dikabarkan, setiap jangka waktu tertentu, gletser bisa menyemburkan cairan jernih yang kaya dengan zat besi yang kemudian dengan segera terjadi oksidasi menjadi berwarna merah tua yang menggiriskan. Discover Magazine menyebutkan, cairan tersebut bersumber dari danau air asin yang kaya kandungan garam di kedalaman lapisan es 390 meter. Penelitian terkini sudah menemukan terdapat bakteri di dalam situasi sedemikian sulit yang hidupnya mengandalkan senyawa zat belerang dan besi. Menurut peneliti, semenjak gletser lahir dari danau, menciptakan lingkungan ekologi yang sedemikian dingin, gelap dan tanpa oksigen. Kelompok bakteri semacam itu sudah terisolasi selama 150 juta tahun. Selain itu para ilmuwan juga beranggapan, gletser berdarah yang dihasilkan oleh bakteri tersebut kemungkinan terdapat mahluk hidup luar angkasa yang hidup di tata surya kita, misalkan di bawah lapisan es kedua kutub planet Mars dan (sebuah bulan milik) Jupiter kemungkinan juga terdapat kehidupan.
Sabtu, 27 Maret 2010
Penemuan 9/11
Tanggal 11 September 2001, menara WTC ditabrak 2 pesawat teroris. Menara gedung itu rata dengan tanah. Semua mata tertuju pada peristiwa itu, dan mengubah arah pandangan terhadap terorisme. Namun saat menara itu runtuh, ada sebuah benda terbang lain yang terbang di dekatnya.
Steve Moran, warga New York berkata, "Aku mendengar kabar itu dan langsung datang melihatnya untuk mendapat foto. Pertama, aku mengambil foto para paramedis yang memberi pertolongan. Lalu mengambil foto ke selatan Jalan Greenwich. Saat aku pulang, aku menyadari objek lain yang terekam kameraku."

Steve melanjutkan, "Seperti seorang malaikat yang terbang mengelilingi WTC. Tidak mungkin itu merpati atau bangau sebab terlalu besar. Itu juga tidak mungkin burung pelikan atau burung bangkai, sebab tidak ada di New York."
Steve memperlihatkan foto-foto lain, tapi tidak ada lagi benda itu. Artinya benda itu bergerak. Peneliti yang kurang yakin akan foto itu kembali mencari sumber lain. Mengejutkan, ternyata mereka menemukannya di rekaman video CNN. Dengan rasio 8:1 dan membandingkannya dengan lebar menara WTC (250 kaki), maka objek itu berukuran seperti Pterodactyl. Meski begitu, hal ini masih menjadi misteri.
Steve Moran, warga New York berkata, "Aku mendengar kabar itu dan langsung datang melihatnya untuk mendapat foto. Pertama, aku mengambil foto para paramedis yang memberi pertolongan. Lalu mengambil foto ke selatan Jalan Greenwich. Saat aku pulang, aku menyadari objek lain yang terekam kameraku."
Steve melanjutkan, "Seperti seorang malaikat yang terbang mengelilingi WTC. Tidak mungkin itu merpati atau bangau sebab terlalu besar. Itu juga tidak mungkin burung pelikan atau burung bangkai, sebab tidak ada di New York."
Steve memperlihatkan foto-foto lain, tapi tidak ada lagi benda itu. Artinya benda itu bergerak. Peneliti yang kurang yakin akan foto itu kembali mencari sumber lain. Mengejutkan, ternyata mereka menemukannya di rekaman video CNN. Dengan rasio 8:1 dan membandingkannya dengan lebar menara WTC (250 kaki), maka objek itu berukuran seperti Pterodactyl. Meski begitu, hal ini masih menjadi misteri.

Langganan:
Postingan (Atom)